Label

Selasa, 31 Oktober 2017

Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017

Halo, mungkin sebagian orang belum tau apa sih Bulan Kesehatan Gigi Nasional itu?
Jadi BKGN ini rutin diadakan setiap tahunnya. Dalam bulan September-November, biasanya Pepsodent bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Fakultas Kesehatan Gigi (FKG) seluruh Indonesia mengadakan acara berupa sosialisasi sampai periksa gigi gratis. Pssstt.. Bahkan cabut gigi, tambal gigi, dan scaling alias membersihkan karang gigipun gratis! Siapa sih yang gak suka hal-hal gratis? Saya sih suka banget.. Hehehe..

Nah, bagi yang mau mengikuti kegiatan ini, bisa cek jadwalnya dibawah yak.
Caranya gimana? Pokoknya tinggal datang aja sesuai jadwal, PAGI-PAGI soalnya pasti ramai antrean.
Jangan lupa rawat gigi kita, makan makanan yang sehat & bergizi, supaya kesehatan gigi terjaga dan kuat sampai tua.

Btw, saya suka lupa loh sama moment semacam ini padahal tiap bulan bolak-balik FKG buat kontrol. Tapi tetiba dapat SMS dari pihak RSGM Maranatha Bandung tentang kabar ini. Seketika itu pula saya bertekad (ceileh) untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada semua orang. Bagi yang mau cek disana bisa datang tgl 6-8 Nov dan kontak  022-2005934.

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat ya..

Salam..



Selasa, 03 Oktober 2017

Kisahku: Yoga & Sindrom Hipermobilitas

Halo, untuk yang baca posting saya yang lain mungkin tahu saya suka yoga. Nah, suka merasa tertantang atau terheran-heran nggak sih sama pose-pose yang memperlihatkan kelenturan badan? Pernahkah bertanya pada diri sendiri, "Kok bisa si A-atau si B lentur banget sedangkan saya tidak??" ettt.. jangan berkecil hati bagi teman-teman yang merasa kurang lentur. Faktanya justru tubuh teman-teman ini yang lebih normal.

Badan yang lentur, apalagi lenturnya gak kira-kira ternyata merupakan sebuah sindrom hipermobilitas atau Hypermobility Joint Syndrome. Sindrom genetis ini konon dikarenakan lemahnya jaringan ikat pada sendi, sehingga sendinya ini ibarat keran air yang longgar. Harusnya sudah berhenti di titik 90, ini udah lewat dari itu masih aja belum berhenti. Biasanya sindrom ini ditangani oleh dokter ortopedi, alias ahli tulang.



Buat teman-teman yang badannya kaku banget mungkin bisa lebih fleksibel dengan berlatih yoga, namun apabila belum bisa, tak mengapa. Jangan merasa berkecil hati. Justru orang yang fleksibel ini lebih rentan cedera apabila tidak dibarengi dengan latihan kekuatan. Biarkan saja orang lain yang fleksibel itu. Yang penting gerakannya benar, maka manfaat yang didapat adalah sama.

Saya membaca-baca artikel tentang sindrom hipermobilitas ini dari berbagai sumber. Dan rasanya sebagai pengidap (ealah), saya merasa harus berbagi cerita beberapa kejadian maupun apa yang saya rasakan selama ini dibalik pose-pose ekstem yang bisa saya praktekan. Dibalik kekaguman teman-teman yang melihat "keberhasilan" saya dalam suatu pose (padahal bukan sebuah kompetisi). Dibalik pertanyaan "Gak ngilu badan lu bisa kek gitu??".

ini saya. ciyus!
Awalnya saya pikir fleksibilitas yang saya miliki saya dapat dari latihan menari pas kecil (iya gue bocah tomboy yang belajar nari. :p ) namun kesini-kesini saya mulai menyadari kayanya saya nggak latihan apapun tetap lentur. Ya, saya terlahir lentur. Split ok, kayang oke, pose aneh-aneh selama itu judulnya fleksibel, tancappp.. Tapi apa yang saya rasa?? Saya lebih cepat lelah & lemah ototnya, makanya saya latihan kekuatan juga. Ketika belum sadar ternyata kefleksibelan ini punya efek negatif di tubuh saya, saya cuek-cuek aja. Dan cenderung nggak sadar ternyata beberapa keluhan saya ternyata disinyalir berasal dari si hipermobiliti ini.

Dulu saya lari disebut kaya bebek. Saya bingung kenapa.. tapi akhirnya sadar, emang kaya bebek (duluuuu), sebab setiap melangkah saya ternyata overstretch.

Dulu tiap kali jalan, selalu ada irama "bletak-bletuk" mengiringi. Karena otot saya lemah dan sendi lututnya ndak stabil. Sekarang saya kalau jalan maupun lari harus selalu aware, gak boleh pake cara biasa, harus selalu ototnya aktif biar ndak overstretch. Bahkan berdiripun harus selalu kaya ada yang narik badannya ke atas. Kalau nggak gitu, kaki saya bakal ngebentuk lengkungan yang melawan arah sudut lutut. Kalau lutut normal bending ke depan, lutut saya bisa bending ke belakang.

Suatu ketika pas loncat tiba-tiba lutut saya geser sendiri dan kekunci. Alhasil begitu mendarat dengan sangat tidak mulus, lutut saya bunyi dengan kencang. Sayapun ikut menangis kencang karena sakit yang luar biasa. I swear! Lebih sakit daripada dibanting maupun ditonjok sampe biru (yes, saya pernah merasakan)

TMJD (Temporomandibular Joint Disorder) sayapun bisa jadi didukung oleh kondisi rahang saya yang kurang pakem remnya. Bahkan suatu waktu sampai si sendinya nyangkut, susah digerakin lagi. Soal TMJ bisa baca disini

Pas lagi enak tidur, saya pindah posisi dan tetiba ada sesuatu di punggung bawah saya seperti lepas, alhasil saya mendadak tidak bisa jalan saat itu juga.

Konon para pengidap hipermobilitas itu juga kebanyakan adalah pengidap autoimun. Yes, itu saya. Ringkih banget. Gak boleh kena debu, gak bisa cuaca ekstrem..

Konon para pengidap hipermobilitas itu juga bertekanan darah rendah dan kaki-tangannya cenderung sering dingin. Yes banget. Saya demikian sampai-sampai emak sering ketakutan apalagi pas saya kecil, takut saya "gak ada" karena dingin.

Dan saya sering banget nyeri badan. Hal ini bisa jadi dikarenakan oleh sendi yang maksa narik otot sampai batas maksimal.

Saking lenturnya ini sendi, suatu waktu kami latihan kuncian pas taekwondo. Saya jadi yang dikunci. Teman saya terlalu kencang nahan/narik tangan saya. Alhasil ligamen saya sobek dan cairan ligamen di tangan bocor. Saya jadi punya kista ganglion yang sampai saat ini belum jadi dioperasi.

Hampir seluruh badan kiri saya sering kebas/mati rasa dan ngilu. Sakiiiit sekali dan sudah bertahun-tahun. Ke dokter hasilnya cuma dapat obat anti nyeri yang harganya wow. Dan gak ngefek.

Jadi itu sebagian cerita yang saya ingat mengenai hipermobilitas sindrom ini. Guru yoga saya yang berbaik hati & aware dengan kondisi saya dengan tegas mengingatkan. 
"Jaga badan kamu. Kamu harus lebih hati-hati terutama pada saat latihan. Karena sendi kamu nggak punya rem kaya yang lain. Tipikal badan kaya kamu memang bisa lebih cepat dapat pose tapi justru ketika cedera, bisa-bisa lebih parah dari orang lain." 
Posting ini pun untuk mengingatkan teman-teman yang overly flexible. Sayangi badannya ya.