Label

Selasa, 08 November 2016

Salah Pasang Ortho, Ujungnya: RUGI. Hati-hati.

Halo semua, semoga sehat-sehat ya..

Kalau sakit itu kan nggak enak banget ya?
Apalagi udah sakit, eeehhh dapet dokter kurang kompeten, salah-salah bisa salah perawatan, salah obat, ujung-ujungnya tambah sakit kan nggak enak banget..

Jadi kali ini saya ingin bahas tentang pengalaman perawatan gigi saya yang super sekali. Super pokoknya. Hehe.. Harapan saya, teman-teman pembaca bisa ambil hikmah dari apa yang pernah saya alami sehingga tidak mengalami hal serupa. Aamiin..

ilustrasi dari pinterest


Tahun 2009 saya disarankan dokter gigi di puskesmas kota saya untuk segera pasang ortho alias kawat gigi. Karena saat itu di kota saya belum ada spesialis ortho, paling tidak saya harus ke kota tetangga supaya mendapat perawatan yang layak. Apadaya, budget ortu pas-pasan, jauh juga kalau harus kontrol keluar kota. Jadi akhirnya kami putuskan mendatangi drg R di perbatasan kota, yang konon menurut testimoni teman Ibu saya bisa pasang ortho dengan harga terjangkau dan bagus. PADAHAL bukan spesialis tapi pasangnya aja Rp 6jt, which is ternyata di RSGM Unpad juga harganya segituan udah dapet spesialis (Baru tahu akhir-akhir ini). Apadaya saat itu kami minim pengetahuan dan kurang gaul jadi di-iya-kan saja.

Singkat cerita, selama satu tahun perawatan disana, rasanya gigi saya tidak nampak perubahan yang jelas. Gigi saya tetap saja overbite alias maju alias terlihat jontor. Ketambah saya ternyata diterima di perguruan tinggi di kota J. Bingung harus bagaimana, saya konsultasi dengan drg R. Drg R bilang saat itu perawatan saya sudah mau selesai, kontrolnya bisa 3 bulan sekali saja, atau janjian saat drg R ke kota J. Bilangnya sih suka rutin ke kota J. Saya manggut-manggut dan percaya aja (awalnya).

Namun yang terjadi adalah perawatan saya jadi ngegantung, jujur kecewa. Saya minta pindah dokter saja, namun drg R tetap dengan pendiriannya. Sedangkan saya coba tanya-tanya ke klinik gigi dekat tempat saya-pun pada nolak kalau tidak ada surat rujukan beserta data perawatan awal. Bingung, sedih, kecewa campur aduk. Hingga akhirnya saya mendesak drg R, dan mendapatkan kembali rontgen + cetak gigi awal saya TANPA CATATAN MEDIS, hanya keterangan bahwa saya perlu perawatan lanjutan pada 2012.

Bapak-Ibu dokter yang saya mintai tolong ya pada bingung mau melanjutkan bagaimana. Track saya tidak jelas. Sekalinya ada yang mau coba bantu, itupun kenalannya teman, seorang drg umum namun tersendat dengan alasan alat yang saya perlukan sulit didapatkan. Intinya saya selama beberapa periode itu hanya mencari drg yang mau melanjutkan perawatan gigi saya.

2013 saya dapat pekerjaan di kota B, sayapun masih ikhtiar cari drg. Saya bertemu dengan drg A, sp. orto. Alhamdulillah beliau mau bantu diagnosa ulang saya, dan cek kondisi saya. Namun beliau menyarankan saya untuk ke RSGM UNPAD. Beliau bilang kasus saya rumit dan kalau dilakukan perawatan di kliniknya maka membutuhkan biaya yang cukup besar. Saat itu saya tanya-tanya tentang RSGM yang dimaksud. Beliau bilang mungkin harus antre, tunggu sekitar 6 bulan setelah daftar.

Saya pikir, wah harus antrenya aja sampai 6 bulan. Waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya saya ke RSU di kampung saya di kota S. Saat itu gigi saya terasa sakit, dan ternyata berlubang. Di saat yang sama, perawat & dokter disana tanya mengenai behel gigi saya (yang sudah tak karuan). Mereka bilang sudah ada drg yang menerima pasang ortho. Saya coba tanya dokter yang dimaksud, dan sedikit berkonsultasi.
diambil dari http://holmdelortho.com/

Saat itu saya belum bisa membedakan bahwa yang boleh pasang ortho itu spesialis ortho. Saya pikirnya yang jelas drg. Karena dari kabar yang saya dengar, "drg biasa juga bisa pasang behel". Ternyata anggapan seperti itu tidak sepenuhnya benar pemirsaaa.. Kalau cuma giginya gingsul dikit doang tapi secara umum struktur giginya bener mah mungkin masih bisa. Mereka memang mempelajari ortho tapi basic, cuma pengenalan istilahnya.
Kalau udah semacam jontor (over bite), atau cameuh/cakil (Underbite), crossbite, openbite, dll segera ke drg ortho. Drg yang baik, begitu lihat kasus semcam itu, akan segera merujuk kamu ke drg ortho. Kalau dia nekat menangani kaya kasus saya ya.. ujungnya begini. Dulu saya sampai kaya gini karena belum paham bahwa di kedokteran gigi pun ada spesialisasi-spesialisasi seperti layaknya ada dr umum, dr penyakit dalam, dr anak, dr THT, dll. Mau aja nge-deal tanpa paham apa-apa. Makanya next time kalau punya keluhan apapun itu, jangan asal percaya, cari tahu dulu minimal basic. Jangan cuman tanya 1 sumber, cari second opinion juga ya..

Balik ke cerita..
Drg M di kota S ini menyarankan saya untuk pergi menemui drg EK di kota B karena rahang saya clicking alias bunyi. Rahang saya ini sebelumnya tidak clicking, tapi sejak pasang behel di dokter R yang awal itu malah jadi bunyi. Haduhhh..
Belum sempat untuk menemui dr EK, saya dapat panggilan kerja di studio yang saya idam-idamkan selama ini, namun lokasinya diluar pulau. Alhasil si gigi kepending lagi. Drg M membekali saya semacam elastic gigi yang harus dipasang dengan posisi tertentu untuk membantu meringankan sakit gara-gara clicking ini, sekaligus bantu supaya rahang bawah saya posisinya lebih maju untuk mengimbangi rahang atas.

Perlu diketahui, si clicking ini ranahnya sudah bukan masalah gigi lagi, tapi sendi rahang saya ikutan kena masalah. Namanya TMJ disorder. Dokter spesialisnya yang khusus menangani pun bukan dr ortho lagi, melainkan drg spesialis prostodonti. Udah lain lagi kan??

Di luar pulau itu kebetulan saya punya saudara drg praktek disana. Saya konsultasi lah sama dia. Dia bilang masalah saya ini serius, dia bantu carikan drg spesialis di kota luar pulau ini. Namun biaya yang harus saya keluarkan lagi ternyata sangat besar, ketambah drg tersebut spesial didatangkan dari Jakarta dan hanya datang di jadwal tertentu yang notabene adalah jadwal saya ngantor. Studio tempat saya kerja ini lokasinya pelosok pemirsaaaaa.. Gada angkotnya pula. Pulang-pergi studio pake jemputan karyawan. Alhasil saya tanya solusi terbaik untuk kondisi saya saat itu ke sodara yg drg. Dia bilang secara jujur, dia tidak sanggup karena ilmunya belum sampai sana. Jadi cuma bisa bantu pantau kesehatan gigi secara umum saja. Jadi singkat cerita saya cuma kontrol untuk cek kebersihan gigi dan ganti karet biasa mengikuti pattern yang sudah ada. FYI, gigi bagian atas saya kondisinya sudah diikat, yang masih bermasalah itu yang bawah, ketambah rahang yang ternyata jadi miring ke sebelah kanan dan terlalu mundur posisinya.

2015 saya kembali ke kota B untuk melanjutkan studi, sayapun bertemu lagi dengan dr M di kota S. Kota B dan S ini tetanggaan, memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan. Saya siap untuk bertemu dengan drg EK, sp. pros. Drg M pun membuat surat pengantar tak lupa saya siapkan data-data rontgent dan cetak gigi saya sebelum-sebelumnya. Hingga akhirnya saya bertemu dengan dr EK di kota B. Saya cerita panjang lebar, akhirnya saya diterapi pakai bite-splint (nanti saya tulis bahasannya di posting lain).

TMJ disorder
http://holmdelortho.com/


2016 saya dinyatakan sudah bisa melanjutkan kembali (wajib) perawatan ortho. Saya minta rekomendasi kepada beliau. Beliau lalu merekomendasikan saya ke dr E di RSGM Unpad.
Saya sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan drg E ini. drg E ini adalah ketua Ikatan Ortodontis Jawa Barat. Sebelum bertemu dengan beliau saya berdo'a banyak-banyak berharap beliau mau menerima saya yang sudah sangat desperate soal gigi ini sebagai pasiennya. Huhuhu..

Alhamdulillah, ternyata beliau orangnya sangat ramah. Beliau jugalah yang mendukung agar saya membuat postingan ini. Beliau tidak ingin ada orang-orang yang nasibnya seperti saya. Jangan sampai pasang perawatan ortho di drg umum yang malah berujung rugi uang, rugi waktu, salah perawatan pula.
Drg umum juga mohon, kalau tidak bisa menangani, katakan dengan jujur. Edukasi pasien harus bagaimana..
Dan sebagai pasien, atau calon pasien please be smart. Jangan mau terayu oleh harga miring, perluas wawasannya. Cari tahu, jangan bosan-bosan..

Sekian pengalaman saya, semoga teman-teman pembaca tidak mengalami hal serupa.
Mohon doa agar perawatan ortho saya yang sekarang berjalan lancar. Karena menurut diagnosis drg E ini, saya sepertinya harus operasi rahang (orthognathic surgery). Ketambah gara-gara perawatan di drg R yang awal itu selain sendi rahang kena, gigi bawah saya posisinya jadi tidur. Drg E ini sampai bilang, "drg R ini nekat sekali. Ini prosedur yang salah."
Horror banget ini ampyunnnn.. Huhuhu.. Sebenarnya saudara saya yang di luar pulau itu juga sudah mengkhawatirkan saya harus sampai dioperasi. Akh! Horroooorrrr..

Tuhkaaaaannn, salah pilih dokter malah keluar duit banyak banget, rugi waktu, kondisi gigi sama rahang malah makin gak karuan. Waspadalah! Waspadalah!

Udah dulu ah, see you next post.

11 komentar:

  1. Hai ezca. Gimana sekarang perkembangan TMJ-nya? Salam sesama pasien TMJD ya hehe. Kalo saya perawatannya di drg. Jakobus Runkat di Cihapit Bandung. Pernah dengar kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Dhira, salam juga ya.. :) TMJnya sudah berkurang keluhannya. Sekarang lagi dibantu ortho nih.. Wah, baru denger tuh. Gimana disana perawatannya?

      Hapus
    2. hai, sebetulnya permasalahan kita hampir mirip yaa.. aku juga setelah pake behel TMJD-ku makin parah.. sekarang sudah bulan ke-6 pakai alat di mulut. rencananya sebentar lagi mau pake behel juga ezca :)

      Hapus
    3. oh gitu? saya malah sampai hampir 1 tahun baru bisa di behel lagi. sekarang di mulut ada bitesplint sama behel, bitesplintnya dipotong perbagian sambil tetep dipake makan. rasanya aneh. hehe..

      Hapus
    4. mgkn beda2 dari tiap pasien yaa. iya memang, jadi penuh gitu rasanya yaa

      Hapus
    5. Haii, mau tanya skrg perkembangan tmj kalian gmn? Sudah membaik? Aku juga kena tmj gara” behel mana drg yg pasang behel lepas tangan. Skrg aku perawatan di drg alex

      Hapus
  2. Hi kak sebelum nya salam kenal. Oia kak kalo kena TMJD tetep masih bisakah pasang behel? Soalnya aku juga kena TMJD (dan gigiku overbite 😢), awalnya gak tau aku Kira kena sakit sendi biasa ternyata Cek di Google saya kena TMJD, udh jalan 3 bulan tpi saya belum ambil penanganan apa2. Kalo boleh tanya apakah ini masalah serius kak kalo gak ditangani?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Nat, salam kenal juga. Kalau pasangnya ke dokter ortho biasanya mereka tau harus ditangani kaya apa supaya TMJDnya bisa kembali normal. Kalau ditangani sama spesialis ortho sepaham saya kalau overbite bisa dipasang elastic band kaya gini https://www.youtube.com/watch?v=2N9Gba2t3i8
      atau pake yang kaya gini https://www.youtube.com/watch?v=1zZ4CQ47doY&spfreload=10

      Coba aja tanya sama dokternya planing perawatannya mau gimana. Dokter yang baik bakal jelasin kok, dan itu hak pasien untuk bertanya.

      Saya dulu sempat sampai gak bisa nutup mulut karena si sendinya nyangkut. :'(

      Hapus
  3. Sekarang pasang behel di rsgm unpad biayanya brp ya totalnya? mohon dijawab, terimakasih 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepaham saya udah naik jadi kisaran 8jt kalau sama dr ortho non residen. Tergantung kasus juga, mending tanya langsung sekalian dicek sih.

      Hapus
  4. Halo teman... Bagaimana kondisi teman teman yang terkena TMJ? Apakah sudah pulih? Kebetulan saya perlu info karena baru baru ini terkena TMJ.. semoga kita semua cepat pulihh, aminn:)

    BalasHapus